Rabu, 14 Desember 2022

Berburu Melon Hidroponik di Banjarnegara, Bisa Petik Langsung dari Pohon



Berkebun - Rasanya yang manis dan segar, membuat buah melon menjadi primadona untuk disantap saat berbuka puasa. Namun bagaimana jika berburu buah melon langsung dari kebunnya sambil menunggu bedug magrib?

Bertempat di Kelurahan Sokanandi, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Gondo Aji Triwibowo membudidayakan melon jenis golden emerald. Buah melon ini dikembangkan dengan media tanam hidroponik dan sistem irigasi tetes.

Dengan cara ini, buah melon menjadi lebih sehat, manis dan daya simpan lebih lama. Aji menyebut, buah melon hidroponik ini bisa bertahan hingga 10 hari usai dipetik dari pohonnya.

"Buah melon ini daya simpannya lebih lama. Bisa 10 hari belum busuk. Selain itu juga lebih manis. Kalau diukur dengan Brix Refractometer, kadar gulanya sampai 15," jelasnya saat ditemui di kebun melon di Kelurahan Sokanandi, Minggu (24/4/2022).

Ini yang menarik, saat panen raya, ia membuka kebun melon miliknya untuk umum. Pengunjung bisa membeli dan memilih sendiri langsung di kebun. Jika mau membawa pulang buah melon, pengunjung dikenai Rp 25 ribu per kilogramnya.

"Ini saat panen raya, pembeli bisa memilih sendiri sekaligus liburan sambil menunggu berbuka puasa. Harganya Rp 25 ribu per kilogram," sebutnya.

Aji menuturkan, dari 700 tanaman melon, bisa menghasilkan hingga satu ton buah melon. Menurutnya, perawatan tanaman melon hidroponik ini cukup mudah. Apalagi ditanam di dalam green house sehingga mengantisipasi adanya hama pada tanaman.

"Ini ditanam di dalam green house untuk mencegah hama. Tetapi untuk penyerbukannya dilakukan manual," terangnya.

Salah satu pengunjung, Yuanita Dyah Ratnawati menuturkan kebun melon hidroponik berbeda dengan tanaman melon pada umumnya. Selain lebih sehat juga tampilannya lebih cantik.

"Karena hidroponik, jadi lebih sehat. Juga tampilannya lebih cantik, kebunnya bersih. Jadi selain memang membeli buah, juga bisa sekaligus refreshing," ujar Yuanita.

Emirates Kini Produksi 1 Juta Kg Sayuran/Tahun



Berkebun - Maskapai penerbangan yang berbasis di Dubai, Emirates membuat terobosan baru dengan membangun pertanian hidroponik atau Bustanica terbesar di dunia. Pertanian itu terletak di atas tanah sebesar 330.000 kaki persegi atau 30.658 meter persegi.

Proyek itu dibangun dengan nilai investasi sebesar US$ 40 juta atau setara Rp 600 miliar (kurs Rp 15.000/US$). Fasilitas pertanian vertikal ini merupakan yang pertama dibangun oleh untuk Emirates Crop One, usaha patungan dengan Emirates Flight Catering (EKFC), salah satu operasi katering terbesar di dunia yang melayani lebih dari 100 maskapai penerbangan.

Tidak hanya itu, Emirates bekerja sama dengan untuk Emirates Crop One, usaha patungan antara Emirates Flight Catering (EKFC), salah satu operasi katering terbesar di dunia yang melayani lebih dari 100 maskapai penerbangan

Fasilitas pertanian itu terletak di dekat Bandara Internasional Al Maktoum di Dubai World Central. Pertanian ini dirancang untuk menghasilkan lebih dari 1.000.000 kilogram sayuran hijau setiap tahun. Setiap saat, fasilitas tersebut disebut akan menumbuhkan lebih dari lebih dari 3.000 kg sayur per hari.

Ketua dan Kepala Eksekutif Emirates Airline and Group, HH Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum mengatakan membangun Bustanica merupakan inovasi untuk membantu ketahanan pangan khususnya di UEA.

"Kami memiliki tantangan khusus di wilayah kami, mengingat keterbatasan di sekitar lahan subur dan iklim. Bustanica mengantar era baru inovasi dan investasi, yang merupakan langkah penting untuk pertumbuhan berkelanjutan dan selaras dengan strategi ketahanan pangan dan air yang terdefinisi dengan baik di negara kita," ucapnya, dikutip dari keterangannya melalui laman resmi Emirates.

Ia menambahkan Emirates Flight Catering terus berinvestasi dalam teknologi terbaru untuk menyenangkan pelanggan, mengoptimalkan operasi, dan meminimalkan jejak lingkungan. Bustanica membantu mengamankan rantai pasokan maskapai, dan memastikan pelanggan dapat menikmati produk bergizi yang bersumber secara lokal.

"Dengan mendekatkan produksi ke konsumsi, kami mengurangi perjalanan makanan dari peternakan ke garpu. Selamat kepada tim Bustanica atas pencapaian luar biasa mereka sejauh ini dan untuk menetapkan standar dan tolok ukur global dalam agronomi," jelasnya.

Sementara Chief Executive Officer, Crop One Craig Ratajczyk mengatakan misi dari perusahaan adalah memenuhi permintaan global akan makanan lokal yang segar. Dengan skala pertanian besar pertama ini menjadi manifestasi dari komitmen itu.

"Fasilitas baru ini berfungsi sebagai model untuk apa yang mungkin terjadi di seluruh dunia," ujarnya.

Sebagai informasi, Bustanica didorong oleh teknologi canggih machine learning, artificial intelligence dan metode canggih. Dalam proses pembuatannya melibatkan sejumlah ahli, mencakup pakar agronomi, insinyur, ahli hortikultura, dan ilmuwan tanaman.

Penumpang di Emirates dan maskapai lain dapat menantikan untuk menyantap sayuran lezat ini, termasuk selada, arugula, sayuran salad campuran, dan bayam, dalam penerbangan mereka mulai Juli. Bustanica tidak hanya memproduksi sayuran untuk penerbangan, konsumen juga bisa membeli sayuran dari Bustanica di supermarket terdekat.

Rabu, 30 November 2022

MENAKAR KELANJUTAN PERKEBUNAN KARET

BERKEBUN - Pekerja membawa hasil menyadap getah karet di kawasan perkebunan karet di Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (5/4/17). (ANTARA FOTO/Feny Selly/kye)

Palembang (ANTARA) - Harga karet di tingkat petani bertahan di kisaran rendah dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini membuat sebagian dari mereka tak mampu lagi bertahan sehingga beralih ke komoditas lain seperti tanaman hortikultura, kelapa sawit dan padi.

Surono, petani karet dan sayur mayur di Desa Sigam Kayal Sari, Kecamatan Gelumbang, Muaraenim, Sumatera Selatan, yang diwawancarai dari Palembang, Rabu (16/3), mengatakan dirinya mengalihkan sebagian kebun karetnya menjadi kebun sayuran sejak 2018.

Bermodalkan uang Rp5 juta, ia menanam oyong dan cabai untuk mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp3,5 juta setiap panen dalam masa tiga pekan.

Upaya ini tak lain untuk menyambung hidup di tengah jatuhnya harga karet, yang dirasakannya sejak 2013 pasca berakhirnya bombing komoditas tahun 2011. “Masih ada satu hektare lagi kebun karetnya, belum tahu mau diapakan. Dibiarkan dulu,” kata dia.

Ia memutuskan menebang tanaman karetnya di atas lahan seluas satu hektare setelah hampir tiga tahun sama sekali tak memanennya.

Ini lantaran, biaya yang dikeluarkan tak sebanding dengan pendapatan yang diterima. Dengan harga Rp7.000 per kilogram untuk kadar kering 50 persen (masa pengeringan satu pekan), artinya ia hanya mengantongi pendapatan sekitar Rp600.000 per hektare karena produktifitas lahan masih di kisaran 1 ton/hektare/tahun. Bahkan, pada 2015, ia sempat mengalami harga Rp5.000 per kilogram.

Jangankan dipupuk, untuk disadap (dipanen) pun tak pernah lagi dilakukan pria paruh baya ini. Apalagi, pada 2019, tanaman karetnya sempat terserang penyakit gugur daun yang secara langsung membuat produksi getah berkurang drastis.

Puji Santoso, petani asal Desa Sinar Napalan, Kabupaten OKU Selatan, juga memilih langkah serupa. Ia telah mengalihfungsikan lahan karet seluas satu hektare menjadi lahan sawit sejak dua tahun terakhir.

Ia mengaku tak tahan atas harga karet yang bertahan di kisaran rendah Rp6.000-Rp7.000 per kilogram untuk kadar kering 50 persen hampir tiga tahun terakhir.

“Ada yang bilang bakal naik, tapi tak juga naik-naik. Jadi saya pikir-pikir waktu itu, ya sudah ditebang saja jadi sawit,” kata dia.

Saat ini harga karet di tingkat petani diakui Puji sejak setahun terakhir mulai membaik di kisaran Rp9.000-Rp10.000 per kilogram, namun menurutnya masih belum bisa dikatakan untung.

Jika dibandingkan saat booming komoditas tahun 2011 yang mencapai Rp19.000-Rp21.000 per kilogram, tentunya harga ini sungguh jauh dari harapannya.

Meski saat ini Pemprov Sumsel tidak memiliki data resmi mengenai pengalihfungsian lahan karet ke sektor perkebunan dan pertanian lain tapi secara nyata hal itu dapat dibuktikan terjadi di masyarakat.

Akibatnya kini sejumlah pabrik karet di Sumatera Selatan mengalami kekurangan bahan baku berupa bahan olahan karet (bokar) sehingga terpaksa mengimpor dari negara tetangga seperti Vietnam dan Myamar hingga negara dari Afrika.

Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Selatan Alex K Eddy mengatakan kondisi ini sudah terjadi sejak pertengahan 2021 karena pabrik kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku dari petani. Sejauh ini, rata-rata pabrik karet di Sumsel hanya mampu memanfaatkan 50-60 kapasitas terpasang.

“Pabrik dengan kapasitas sedang yakni 10.000 ton per bulan, bisa dikatakan sudah bagus jika mereka bisa mengolah 6.000 ton per bulan. Yang sulit ini pabrik dengan kapasitas 15.000 ton per bulan, terkadang hanya bisa 9.000 ton per bulan,” kata dia.

Kondisi ini membuat tak banyak pabrik yang mampu bertahan, bahkan Gapkindo Sumsel mencatat terdapat dua pabrik berkapasitas 6.000 ton per bulan sudah gulung tikar. Padahal dua pabrik itu masing-masing memiliki tenaga kerja sekitar 200 orang.

Sebagian perusahaan terpaksa memutar otak, mulai dari mengimpor pasokan bahan baku dari luar negeri, efisiensi pabrik, hingga mengurangi ship kerja karyawan.

Untuk impor bokar ini, negara tidak melarang perusahaan pemilik pabrik karet melakukannya asalkan ketika diekspor sudah dalam bentuk karet spesifikasi teknis (TSR).

“Dengan begini saja masih sulit untuk bertahan. Bisa dikatakan untung sangat tipis sekali,” ujar dia.

Tapi ini menjadi pilihan pengusaha demi menghindari kerugian yang lebih besar yakni finalti atas kontrak kerja dari pihak pembeli lantaran tak mampu memenuhi kewajiban.

Jika ini terjadi maka dipastikan buyers (pembeli) akan berpindah ke perusahaan lain, yang mungkin ada di negara lain karena saat ini bukan Indonesia saja yang mengandalkan komoditas karet.

Terkait ini, Gapkindo telah menyampaikan ke pemerintah untuk meminta solusi atas permasalahan ini demi menjaga keberlangsungan sektor perkebunan karet.

Seorang pekerja menaikkan getah karet ke atas mobil di Mesuji, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Rabu (3/2/16). (ANTARA FOTO/ Budi Candra Setya/ama/16.)

Analis Prasarana dan Sarana Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpiam mengatakan produksi karet Sumsel mengalami penurunan dari 1,1 juta ton pada 2020 menjadi hanya 900.000 ton pada 2021.

Penurunan ini diperkirakan tiga faktor yakni menurunnya produktivitas kebun karena sudah berusia tua (belum diremajakan), menurunnya gairah petani untuk memanen karena harga yang rendah, hingga pengalihfungsian lahan karet menjadi lahan sawit.

Saat ini harga karet di tingkat petani yang dijual melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar Rp12.000 per kilogram untuk masa pengeringan satu minggu atau KKK 60 persen. Sementara jika menjual ke tengkulak, petani hanya Rp8.000 per kilogram hingga Rp10.000 per kilogram.

“Kami melihat persoalan harga ini yang membuat petani malas menyadap (memanen), karena umumnya mereka juga hanya buruh yang menerapkan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan,” kata Rudi.

Beragam upaya dilakukan pemerintah, diantaranya, meningkatkan serapan dalam negeri agar harga karet dapat terkerek naik atau tidak tergantung pasar internasional.

Selain itu, pemerintah juga mendorong dilakukannya peremajaan tanaman karet yang sudah berusia tua yakni di atas 25 tahun agar anjloknya harga ini dapat ditutupi dengan produktivitas lahan.

Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat setidaknya 520.000 hektare dari total 1,3 juta hektare lahan karet di Sumsel yang perlu diremajakan.

Berdasarkan data terbaru Disbun Sumsel, luas karet di Sumsel mencapai 1.311.727 hektare, dengan rincian lahan tanaman yang belum menghasilkan (TBM/Tanam) 299.567 hektare, lahan tanaman yang sudah menghasilkan (TM/Panen) 865.862 hektare, tanaman tua tapi masih menghasilkan dan tanaman rusak (TTM/TR) 146.298 hektare.

Namun situasi saat ini juga membuat petani kesulitan mengingat dibutuhkan dana Rp25 juta per hektare untuk meremajakan lahannya.

Untuk itu Pemprov Sumsel mendorong adanya program peremajaan lahan karet dari pemerintah pusat seperti program yang dijalankan bagi perkebunan sawit sejak 2017.

Melalui program ini, keberlanjutan dari perkebunan karet Sumsel diharapkan dapat terjaga karena saat ini alih fungsi dari lahan karet ke lahan sawit relatif banyak terjadi.

“Kami mengedukasi petani agar tanaman karetnya tidak ditebang (dialihkan ke tanaman sawit). Untuk menambah pendapatan, petani dapat menanam tanaman sela di kebun karetnya,” kata dia.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan perkebunan karet harus dijaga keberlanjutannya terkait dengan impor bahan olahan karet (bokar) oleh pabrik pengolahan.

“Itulah ada Perda Alih Fungsi Lahan, jangan sampai komoditas andalan kita itu terganggu,” kata Herman Deru.

Kondisi ini diduga karena menurunnya gairah petani untuk memanen getah karena harga yang diterima terbilang rendah dan menurunkan produktivitas kebun karena sudah berusia tua.

Menurut dia kondisi ini harus disikapi dengan bijak karena jika tidak maka semakin banyak petani karet yang beralih menjadi petani sawit.

“Sebenarnya jika beralih dari kebun ke kebun itu tidak masalah, asal jangan dari kebun ke perumahan. Tapi kita juga tidak ingin komoditas andalan (karet) ini terganggu,” katanya.

Sementara itu, terkait upaya menjaga keberlanjutan perkebunan karet, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin terus memacu pertumbuhan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) untuk mendorong stabilitas harga karet di daerahnya.

Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi mengatakan, harga karet di UPPB jauh lebih tinggi, terutama yang memproduksi lateks untuk aspal karet.

Petani mampu menikmati harga lateks Rp21.000 per Kg setelah dilakukan pengolahan oleh Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar, sementara sebelumnya jika hanya menjual bahan olahan karet (bokar) hanya berkisar Rp9.000—Rp10.000 per Kg.

Untuk itu, Pemkab Muba telah mengeluarkan Perbup No. 324/2015 tentang kelembagaan petani karet melalui UPPB.

Saat ini terdapat 92 UPPB dengan anggota 13.580 KK, UPPB sebagai produsen lateks pekat di Kecamatan Keluang, Kecamatan Babat Toman, Kecamatan Plakat Tinggi.

Pemkab juga mendorong transformasi UPPB menjadi entitas bisnis dengan program UPPB badan hukum, kemudian melatih petani untuk produksi lateks pekat dengan metode dadih.

Hilirisasi

Anjloknya harga karet ditingkat petani sejak 2013 hingga kini membuat ribuan petani di Sumatera Selatan menjerit karena harga hanya Rp6.000-Rp7.000 per kilogram dari idealnya di atas Rp12.000 per kilogram.

Harga karet sangat tergantung dengan pasar internasional karena sebagian besar bahan baku ini diekspor ke luar negeri.

Sejak lama solusi berupa hilirisasi karet disuarakan banyak pihak di Sumsel, namun hingga kini tak satu pun pabrik ban berdiri di daerah tersebut.

Banyak faktor penyebabnya, salah satunya karena belum adanya pelabuhan laut di Sumsel. Adapun Pelabuhan Tanjung Carat di Banyuasin hingga kini masih dalam proses rencana pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah.

Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia A Aziz Pane mengatakan keinginan pemerintah untuk membangun pabrik ban di sejumlah lokasi daerah penghasil getah karet itu terlalu dini karena Indonesia dinilai belum kuat di sektor hulu.

“Membuat ban itu sekitar 25 persen menggunakan getah karet alam, sisanya ya komponen impor semua, hampir 72 persennya. Saya pikir nanti dulu negara bicara pabrik ban, perkuat dulu hulunya,” kata Aziz.

Sektor hulu ini sangat penting karena bukan hanya terkait kepastian adanya bahan baku yang baik dan berkualitas tapi juga kepastian ketersediaan bahan-bahan penolong.

Menurutnya, hal ini berarti jika ada perusahaan swasta berminat membuat pabrik ban di Indonesia maka harus menyediakan industri kimianya, karena Indonesia belum mampu seperti China dan India yang memiliki dari hulu-hilir.

Kondisi inilah yang membuat investasi pembuatan pabrik ban di Tanah Air tidak pernah menarik bagi kalangan investor asing.

Indonesia sebenarnya bukan tidak pernah memiliki pabrik ban sendiri, bahkan di tahun 90-an ada beberapa perusahaan yang beroperasi di Sumatera dan Jawa. Namun, perusahaan-perusahaan ini beralih ke luar negeri setelah krisis moneter 1998.

Oleh karena itu, ia menilai, pemerintah yang harus turun tangan secara langsung jika ingin mewujudkan pabrik ban ini, yakni dengan membangun sektor hulu industri kimia.

Mengapa harus pemerintah, ia menjelaskan, karena untuk membangun industri hulu ini membutuhkan modal yang besar dan teknologi yang tinggi. Belum lagi tingkat pengembalian keuntungan yang baru didapatkan dalam hitungan puluhan tahun ke depan.

Pengamat ekonomi asal Universitas Sriwijaya Didik Susetyo mengatakan hilirisasi itu dapat dilakukan secara bertahap seperti menghasilkan suatu produk kelas dua terlebih dahulu.

Sembari berproses hilirisasi di dalam negeri, yang tak kalah penting bagi Sumsel yakni mewujudkan berdirinya pelabuhan laut demi meningkatkan daya saing.

“Artinya tidak mesti membuat ban mobil mewah, karena hilirisasi dapat dimulai dengan membuat ban untuk kendaraan seperti truk dan lainnya," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi karet nasional pada 2020 sebesar 2,8 juta ton. Turun 12,6 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 3,3 juta ton.

Sedangkan provinsi penghasil karet terbesar tahun 2020 adalah Sumatera Selatan dengan produksi 804,8 ribu ton atau 28,7 persen dari total produksi karet nasional. Di urutan kedua, Sumatera Utara dengan produksi 327,7 ribu ton (11,7 persen), dan urutan ketiga ditempati Riau dengan produksi 291,9 ribu ton (10,4 persen).

Persoalan perkebunan karet di Indonesia sangat kompleks sehingga tidak bisa dipandang sepotong-sepotong.

Walau demikian, Indonesia hingga kini masih menjadi salah satu produsen dan eksportir karet alam terbesar di dunia selain Malaysia dan Thailand karena unggul dari sisi luas lahan. Sementara, dari sisi produktivitas sudah jauh tertinggal dari dua negara pesaing ini.

Atas dasar itu, pemerintah terus memperkuat sektor perkebunan karet yang berkontribusi cukup besar terhadap perolehan devisa, hingga menembus sebesar 3,422 miliar dolar AS pada tahun 2019.

Pada 2019, produksi karet alam Indonesia mencapai 3,3 juta ton, yang meliputi SIR (crumb rubber), lateks pekat, dan RSS (ribbed smoked sheet). Dari jumlah tersebut, 20 persen diolah di dalam negeri oleh industri hilir menjadi ban, vulkanisir, alas kaki, rubber articles, maupun MRG (manufacture rubber goods) lainnya, sementara 80 persen karet alam diekspor.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan persnya mengatakan salah satu penyebab rendahnya harga karet alam adalah over supply komoditas tersebut serta menurunnya permintaan di pasar global.

Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan harga karet alam salah satunya melalui peningkatan penyerapan oleh industri dalam negeri. Hal tersebut sesuai dengan amanat Presiden yang ditindaklanjuti dengan penggunaan aspal karet untuk infrastruktur jalan.

Upaya lain yang ditempuh untuk meningkatkan harga karet nasional adalah melalui diplomasi internasional dengan negara-negara produsen dan konsumen karet alam seperti International Tripartite Rubber Council (ITRC) dan The Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) untuk mengurangi ekspor karet alam dalam rangka meningkatkan harga komoditas ini di pasar dunia.

“Indonesia menempati peringkat kedua sebagai produsen karet alam terbesar di dunia. Ini merupakan sebuah potensi bagi kita untuk meningkatkan produktivitas sektor industri pengolahan karet nasional,” kata Menperin.

Beragam usaha telah dilakukan pemerintah untuk mendongkrak harga karet di tingkat petani, tapi jika kondisi ini tak kunjung membaik maka ini menjadi ancaman bagi keberlanjutannya. Apalagi saat ini harga sawit terus melambung yang tentunya cukup menggiurkan bagi petani.

Jumat, 18 November 2022

CARA SINGKAT BELAJAR BERKEBUN DIRUMAH

 

Berkebun di rumah selain akan memperindah tampilan ternyata juga memberikan banyak manfaat untukmu. Aktivitas ini cocok untuk mengisi waktu luang sekaligus menjadi ajang stress release. Namun, untuk memulai berkebun sendiri masih banyak yang ragu dan tidak tahu harus bagaimana. Apakah kamu salah satunya? Jika iya, kamu berada di tempat yang tepat! Artikel kali ini akan membahas tutorial singkat berkebun di rumah dan cocok untuk pemula. Penasaran? Simak penjelasan berikut ini 9nagapoker!

1. Memilih Tempat yang Cocok 

Sebelum kamu memulai berkebun di rumah, cek dan pastikan terlebih dahulu lokasi yang cocok. Langkah pertama berkebun di rumah yang perlu kamu ikuti adalah memilih tempat yang cocok. Pilih terlebih dahulu lokasi mana yang ingin kamu jadikan sebagai kebun. Apakah kamu ingin menanam tanamanmu di halaman depan rumah atau di belakang rumah? Pastikan juga ketika menentukan lokasi, kamu harus mempertimbangkan akses sinar matahari, jenis tanaman yang cocok untuk ditanam di lokasi tersebut, hingga kondisi tanah. Jangan sampai kamu memilihnya secara acak, karena dalam berkebun ada beberapa faktor yang mesti kamu perhatikan. Seperti misalnya, beberapa tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sehingga bila ditanam di tempat yang teduh maka tidak akan tumbuh dengan maksimal. Selain itu, beberapa tanaman juga tidak bisa ditanam di kontur tanah yang kering atau ditanam di bawah pohon yang lebih besar. Jadi, sebelum kamu memulai berkebun di rumah, cek dan pastikan terlebih dahulu lokasi yang cocok. 


2. Mengolah Lahan Pekarangan Sebelum Memulai Berkebun di Rumah 

Cek terlebih dahulu kondisi lahannya! Sebelum memulai kegiatan berkebun di rumah, lahan terlebih dahulu harus dibersihkan dari berbagai jenis tanaman yang tidak dibutuhkan seperti rumput, ilalalng, dan tumbuhan lain yang tidak dibutuhkan. Selain itu, lahan pekarangan juga harus dipastikan terbebas dari bahan kimia dan residunya yang dapat merusak kesuburan tanah. Apabila tanah berwarna gelap dan gembur, artinya tekstur tanahnya sudah cukup baik, mungkin tinggal menambahkan pupuk kompos saja. Sedangkan jika tekstur tanah terlihat berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kamu perlu melakukan pengolahan lahan secara insentif dengan melakukan penggemburan bisa dengan dicangkul dan ditambahkan dengan pupuk kandang atau pupuk kompos serta tambahan pupuk kimia secara insentif. Selama dapat memanfaatkan kompos atau pupuk kandang maka penggunaan pupuk kimia akan dapat dihindari karena pemakaian pupuk kimia dalam jangka panjang justru akan menyebabkan tekstur tanah menjadi rusak. 


3. Menentukan Jenis Tanaman 

Kira-kira kamu mau menanam tanaman yang seperti apa? Kamu bebas memilih jenis tanaman apa yang hendak ditanam. Apakah kamu ingin menanam tanaman hias seperti anggrek atau tanaman keperluan rumah tangga seperti sayuran? Sebab keduanya memiliki treatment perawatan yang berbeda. Merawat anggrek tentu akan berbeda jika dibandingkan dengan tanaman sayur. Mulai dari pupuk yang digunakan, waktu penyiraman, hingga lokasi penanaman. Penghijauan Adalah: Pengertian, Bentuk, dan Manfaat Penghijauan (2022) Namun, jika kamu ingin menanam jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga sekaligus menambah gizi maka bisa menanam tanaman sayur mayur. Ada banyak jenis sayur yang bisa kamu tanam apabila ingin berkebun di rumah seperti, ubi-ubian, cabai, tomat, papaya, dan lain sebagainya. Usahakan menanam jenis tanaman yang mudah perawatannya serta dapat cepat penanganannya jika terserang hama dan penyakit tanaman. Untuk tanaman sayur, lebih baik menanam jenis sayuran yang relatif berumur pendek sehingga cepat dipanen dan dapat segera dinikmati. Sementara untuk menambah estetika, pilihlah tanaman yang memiliki tampilan menarik semisal kangkung, bayam, terung ungu dan tomat. Jadi, aktivitas berkebun di rumah selain menyediakan manfaat gizi juga dapat memperindah rumah idngoal


4. Menentukan Tata Letak Tanaman 

Beberapa tanaman membutuhkan sinar matahari, jadi perhatikan hal-hal semacam itu. Prinsipnya adalah ketika memulai berkebun di rumah, beberapa tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sepanjang hari. Maka dari itu, jika kamu menanam sayuran tempatkanlah di sebelah timur agar memperoleh pasokan sinar matahari yang cukup. Sementara tanaman yang posturnya lebih besar dapat ditempatkan di sebelah barat sehingga tanaman besar tidak menaungi tanaman yang lebih kecil pada pagi dan siang hari. Hal tersebut dilakukan agar semua tanaman dapat menikmati sinar matahari. Sebab, kekurangan sinar matahari akan menyebabkan terganggunya proses fotosintesis dan pertumbuhan meskipun antara tumbuhan satu dengan yang lainnya berbeda kebutuhan sinar mataharinya. Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan jarak tanam. Karena, jika jarak tanaman terlalu rapat justru akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu, jatah sinar matahari tidak merata, dan persaingan tanaman dalam menyerap unsur hara menjadi terganggu. 

5. Terakhir, Jangan Lupa untuk Memeliharanya 

Kalau sudah ditanam masa tidak dirawat? Seperti makhluk hidup pada umumnya, pemeliharan tumbuhan merupakan hal yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Setelah menanam, jangan lupa untuk menyiramnya, memberi pupuk, ataupun menyianginya. Nah, gulma yang sudah dicabuti bisa dijadikan sebagai pupuk organik dengan cara menguburnya dalam tanah. Hal ini dilakukan sebab proses tanaman yang terurai dalam tanah akan mampu meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, pemberian air untuk tanaman juga harus diperhatikan. Mengingat, kekurangan pasokan air akan menyebabkan tanaman menjadi layu dan akhirnya pertumbuhan tanaman terhambat sehingga kualitas hasil produksinya menjadi menurun. Baca juga: 10+ Tumbuhan Hutan Hujan Tropis Indonesia dan Ciri-cirinya Itulah tutorial singkat berkebun di rumah yang perlu kamu ketahui. Sejatinya, berkebun itu bukan sebuah hal yang sulit. Asalkan, kamu tahu caranya dan bersungguh-sungguh ketika merawatnya. Bagaimana, tertarik untuk berkebun betcepat?



SISA KONSUMSI SAYUR DIDAPUR TERNYATA BISA DIPAKAI UNTUK BERKEBUN

 

Memulai berkebun dengan sisa konsumsi sayur di dapur

Sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dari total sampah yang ada di dunia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup sepanjang tahun 2020 sebesar 37,3% dari total sampah yang ada di Indonesia merupakan sampah rumah tangga. Jika hal ini dibiarkan begitu saja dan tidak ada tindakan preventif yang kita lakukan, bukan tidak mungkin semakin banyak sampah yang dihasilkan dari rumah tangga akan mengancam keberlangsungan hidup umat manusia. Padahal jika kita pelajari lebih lanjut hampir sebagian besar sampah rumah tangga merupakan bahan organik seperti sisa makanan, sisa konsumsi sayur di dapur, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik), kulit buah, daun, dan ranting. Dimana sampah organik lebih mudah terurai dan lebih banyak cara untuk mendaur ulang, salah satunya bisa kita manfaatkan untuk memulai aktivitas berkebun 9nagapoker.

 

Aktivitas berkebun merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan mempunyai beragam manfaat. Selain kita dapat mandiri tahan pangan dan mengurangi potensi limbah makanan di TPA, berkebun sangat menyehatkan tubuh dengan aktivitas fisiknya. Berkebun juga menjadi solusi untuk menyeimbangkan kesehatan mental kita. Menurut penelitian bahwa dekat dengan alam dan melakukan interaksi dengan tanaman merupakan kegiatan yang dapat menjaga mental sekaligus sebagai sarana terapi. Selain itu tentunya juga lebih sehat karena kita bisa mengontrol bahan-bahan yang digunakan pada proses penanaman.

 

Pernahkah terlintas di benak kita bahwa sisa konsumsi sayuran, buah ataupun makanan yang ada di dapur bisa dimanfaatkan untuk memulai kegiatan berkebun? Nah, mari kita mulai gaya hidup zero waste untuk mendukung terciptanya sustainable agriculture dari hal yang paling mudah.

 

Jika selama ini kita terpaku bahwa memulai kegiatan berkebun merupakan hal yang cukup sulit dilakukan karena kita harus membeli bahan tanam berupa benih atau bibit, membeli pupuk untuk nutrisi tanaman atau masih bingung untuk mencari wadah untuk menyemai atau menanam. Mulai sekarang kita bisa mencoba untuk menggunakan sisa konsumsi bahan sayuran di dapur dan menggunakan wadah bekas yang tidak terpakai untuk memulai berkebun dengan mudah dan murah.

 

Hal-hal dasar yang harus kita tanamkan pada diri kita untuk memulai berkebun yaitu pertama, bahwa berkebun tidak selalu harus dengan pekarangan atau halaman belakang rumah yang luas. Kita bisa menggunakan botol bekas, karton susu bekas, kaleng bekas sebagai wadahnya yang disusun dengan rapi dan cantik di depan teras atau di dekat jendela dapur. Kedua, mulai menggunakan biji sisa sayur dan buah seperti biji cabai, biji terong, biji alpukat, biji pepaya untuk kita jadikan bahan tanam serta menumbuhkan kembali sisa potongan sayuran (regrow) seperti daun bawang, serai dapur, wortel, sawi, dan kentang. Dan ketiga, biasakan untuk menggunakan pupuk organik yang bisa dibuat sendiri dari sisa konsumsi makanan atau buah dan sayur yang sudah busuk. Selain mengurangi sampah kita turut membantu mengelola ekosistem dengan tidak menambahkan pupuk kimia ke dalam tanah.

 

1. Membuat dan menyiapkan wadah tanam


Membuat dan menyiapkan wadah tanam

Untuk memulai berkebun tentunya harus menyiapkan tempat untuk tumbuh tanaman yang akan ditanam. Seperti yang sebelumnya dijelaskan bahwa berkebun tidak harus dengan area yang luas karena banyak alternatif yang bisa dilakukan. Kita bisa mencoba berkebun dengan sistem vertikultur yaitu metode menanam dengan menyusun tanaman secara vertikal dengan menggunakan botol bekas atau dengan wall planter bag. Kita juga bisa memulai berkebun tanpa harus membeli pot plastik, gunakan kaleng bekas atau karton bekas susu untuk menjadi wadah tanaman. Tentunya tidak akan memakan banyak tempat, kita hanya perlu menyusunnya dengan rapi.

 

2. Menanam dari biji buah dan sisa potongan sayur


Menanam dari biji buah dan sisa potongan sayur

Ini adalah bagian yang paling menyenangkan dari berkebun dengan memanfaatkan sisa konsumsi sayur. Bagaimana tidak, kita bisa membuat bahan tanam dari bahan yang sebelumnya kita kira tidak berguna lagi. Ada dua jenis bahan tanam yang bisa kita regrowpertama dengan menggunakan biji buah dan yang kedua dengan memanfaatkan sisa potongan sayuran. Adapun beberapa jenis buah dan sayur yang bisa kita regrow antara lain idngoal:

 

a. Cabai


Pasti sudah familiar dengan bahan makanan yang satu ini, termasuk jenis buah-buahan namun orang awam sering mengkategorikan ke dalam sayuran. Ternyata sangat mudah untuk menanam cabai, terlebih pohon cabai berbuah banyak dan dapat dipanen berkali-kali. Memanfaatkan cabai busuk atau cabai kering yang ada di kulkas untuk bijinya bisa kita ambil dan dijadikan bahan tanam.


Langkahnya cukup mudah, ambil biji cabai kemudian keringkan selama kurang lebih 24 jam atau sampai biji menjadi kering. Siapkan media tanam dalam pot kaleng atau wadah bekas lainnya kemudian semai biji cabai tersebut. Biji cabai akan muncul tunas setelah 25 - 30 hari setelah biji ditanam, dan akan berbuah 60 hari atau 2 bulan kemudian. Tanaman cabai menyukai sinar matahari yang penuh, jadi pastikan ditanam di luar ruangan yaa. Lakukan penyiraman sehari dua kali dan beri pupuk sebulan sekali. Menanam cabai ini membuat kita belajar bersabar dan telaten.

 

b. Tomat


Sama seperti cabai, tomat dapat ditanam dengan menggunakan bijinya. Pisahkan biji dengan daging buah lalu keringkan selama 2 - 3 hari. Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari atau hanya dikering anginkan saja. Setelah kering biji tomat siap ditanam dalam wadah dengan media tanam yang gembur. Biji tomat akan berkecambah 20 - 25 hari setelah biji ditanaman. Untuk panen buah tomat pertama bisa dilakukan setelah tanaman tomat berumur 40 hari setelah biji muncul tunas. Panen tomat dapat dilakukan setiap minggu hingga tanaman tomat berumur lebih dari 4 bulan.

 

c. Alpukat

 

Biasanya, biji alpukat menjadi sampah yang kita buang begitu saja. Padahal ada cara yang unik untuk regrow biji alpukat. Kita bisa menggunakan teknik water propagation dalam menumbuhkan alpukat dari bijinya. Yang perlu kita siapkan adalah wadah transparan bisa menggunakan gelas, botol kaca bekas atau vas bunga yang sudah tidak terpakai. Isi dengan air kurang lebih 3/4 dari total volume wadah. Lalu letakkan biji alpukat yang sudah dibersihkan kulit bijinya dalam wadah tersebut dengan posisi bagian yang lebih lebar di bawah dan bagian yang lonjong di atas. Pastikan 1/4 bagian biji terendam air, karena air akan memicu proses tumbuhnya akar dan tunas. Jika mulut wadah terlalu lebar dan menyebabkan biji alpukat terendam seluruhnya, maka siapkan tiga tusuk gigi di tiga titik biji alpukat untuk menahan biji agar tidak tenggelam.

 

Ketika tunas sudah tumbuh 3 hingga 5 helai daun, akar sudah berukuran 5 - 7 cm dan sudah berumur kurang lebih 1 bulan, pindahkan ke dalam tanah. Tanaman alpukat yang diperbanyak dengan biji akan berbuah setelah 10 – 15 tahun setelah tanam. Meskipun harus menunggu sangat lama untuk mencicipi buahnya, tapi setidaknya kita mempunyai banyak tanaman alpukat di rumah dengan memperbanyak sendiri.

 

d. Wortel

 

Wortel atau tanaman umbi-umbian lain seperti lobak atau buah bit dapat ditumbuhkan kembali dengan memanfaatkan bagian buahnya. Potong ujung wortel sekitar 5 cm lalu letakkan dalam wadah atau nampan yang sudah terisi air. Bagian wortel yang terendam air kurang lebih 2 cm. Tunggu hingga bagian tersebut keluar akar dan muncul tunas. Setelah berumur 2 - 3 minggu, pindahkan bagian wortel tersebut kedalam wadah pot yang sudah berisi media tanam. Letakkan pada area yang terkena sinar matahari yang cukup, wortel akan siap dipanen ketika sudah berumur 3 - 4 bulan setelah ditanam dalam tanah. Jangan lupa untuk rutin menyiram wortel dan memberi pupuk kompos sebulan sekali agar tumbuh subur dan maksimal.

 

e. Sawi

 

Terkadang kita tidak sadar bahwa ketika kita mengkonsumsi sawi akan menyisakan sekitar 5 cm bonggol sawi tersebut. Kemudian sisa potongan tersebut akan menjadi sampah yang kita buang ke TPA. Mulai sekarang kita bisa membiasakan diri untuk memanfaatkan bonggol tersebut untuk ditanam kembali. Cara yang sangat mudah untuk menanam sawi dari bonggolnya, siapkan wadah yang telah terisi air dan letakkan bonggol sawi dengan merendam 2 cm bagian bawahnya. Setelah muncul akar dan tunas, pindahkan ke dalam media tanam untuk memaksimalkan pertumbuhannya. Kita bisa menanam sawi tanpa harus membeli benih terlebih dahulu. Untuk perawatan sawi sangat mudah, cukup disiram sehari sekali saja dan beri pupuk seminggu sekali. Sawi bisa dipanen setelah bibit dari bonggol tersebut sudah berumur 3 minggu.

 

f. Daun Bawang

 

Bonggol daun bawang yang biasa kita buang begitu saja bisa menjadi tumbuhan baru dan bisa kita panen berkali-kali dengan menggunakan teknik water propagation. Sisakan 5 - 8 cm bonggol daun bawang, masukkan kedalam wadah yang sudah terisi air lalu biarkan tumbuh tunas dan akar. Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman daun bawang, letakkan di dekat jendela agar terkena sinar matahari. Daun bawang bisa dipanen setelah berumur 2 - 3 minggu. Jika ingin pertumbuhan yang lebih masif pindahkan daun bawang yang sudah berakar tersebut ke dalam media tanah.

 

g. Jahe

 

Pertama-tama pilih rimpang jahe yang memang sudah tidak akan dimasak lagi, potong rimpang menjadi beberapa bagian. Pemotongan rimpang ini berguna untuk merangsang pertumbuhan tunasnya. Potongan rimpang tersebut kita tanam dalam tanah yang sudah dilubangi sekitar 5 - 10 cm. Tutup kembali dengan tanah, letakkan di area yang terkena sinar matahari sepanjang waktu. Rimpang jahe akan muncul tunas sekitar 3 - 4 minggu setelah tanam.

 

h. Serai dapur

 

Serai dapur merupakan jenis tanaman yang sangat mudah dibudidayakan. Serai dapur dapat ditanam dari potongan bonggolnya. Tanam bonggol tersebut ke dalam campuran media tanam, biarkan bongol tersebut menghasilkan rimpang anakan. Dalam waktu 4 - 6 bulan setelah tanam bonggol pertama, kita akan mendapatkan rumpun serai dapur yang rimbun. Jika ingin memanfaatkan sereh untuk bumbu dapur, ambil rimpang anakan sampai ke akarnya. Lakukan perawatan dengan melakukan pemangkasan yaitu memotong bagian daun sereh dapur sisakan 10 - 15 cm dari dasar. Pemangkasan tersebut akan merangsang lebih banyak lagi pertumbuhan rimpang anakan. Tanaman serai juga bisa mengusir nyamuk lho, sangat cocok ditanam dihalaman rumah Betcepat.

BAGAIMANA CARANYA BERKEBUN DILAHAN YANG SEMPIT ?

.Metode vertikultur cukup mudah untuk dilakukan, bahkan kamu bisa memanfaatkan barang bekas seperti pipa paralon sebagai wadah. Tapi kalau tidak ingin repot, kalian juga bisa membeli pot vertikal yang banyak dijual di marketplace. Untuk media tanamnya sendiri sama seperti menanam di pot, yaitu tanah, sekam, dan kompos. Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk ditanam menggunakan metode ini adalah kangkung, seledri, sawi, tomat, dan pakcoy idngoal.

.Tabulampot alias 'tanaman buah dalam pot' adalah metode yang paling populer digunakan untuk berkebun tanpa adanya lahan. Sebab, kalian hanya perlu menyiapkan bibit, media tanam, dan pot saja untuk bisa menumbuhkan tanaman buah. Pertama-tama kita harus menyiapkan media tanam yaitu tanah, kompos, dan sekam. Lalu untuk wadah atau potnya sendiri bisa menggunakan tanah liat, kayu, logam, atau semen 9nagapoker.


Memiliki rumah tapak dengan pekarangan atau kebun yang asri adalah sebuah impian yang dimiliki oleh banyak warga perkotaan. Dengan suasana kota yang bising dan dipenuhi polusi, memiliki kebun di rumah adalah salah satu cara untuk mempertahankan ruang hidup yang segar dan sehat. Tak hanya itu, dengan berkebun kita juga bisa menanam buah-buahan dan sayur-mayur untuk dikonsumsi sehari-hari.

Namun, seiring dengan berkurangnya lahan di perkotaan dan meningkatnya harga tanah, kini semakin sulit bagi kita untuk bisa memiliki rumah dengan pekarangan yang luas. Apalagi, sekarang banyak juga warga yang lebih memilih tinggal di rumah susun atau apartemen sehingga pastinya sulit untuk memiliki kebun. Tapi, ternyata ada banyak cara untuk menyiasati keterbatasan lahan ini. Berikut adalah beberapa metode berkebun di lahan sempit yang bisa kalian coba!

.

Tabulampot

Tabulampot alias 'tanaman buah dalam pot' adalah metode yang paling populer digunakan untuk berkebun tanpa adanya lahan. Sebab, kalian hanya perlu menyiapkan bibit, media tanam, dan pot saja untuk bisa menumbuhkan tanaman buah. Pertama-tama kita harus menyiapkan media tanam yaitu tanah, kompos, dan sekam. Lalu untuk wadah atau potnya sendiri bisa menggunakan tanah liat, kayu, logam, atau semen 9nagapoker.

Vertikultur (Kebun Vertikal)

Tahukah kalian, kalau bidang vertikal juga bisa dimanfaatkan untuk berkebun? Metode ini dinamakan sebagai vertikultur yaitu teknik berkebun dengan media tanam yang disusun secara bertingkat. Metode vertikultur bisa dilakukan untuk indoor maupun outdoor. Beberapa teknik vertikultur yang lazim digunakan adalah teknik tempel di dinding, teknik gantung, menyusunnya di rak, atau teknik tegak.

Hidroponik

Seperti namanya, metode hidroponik adalah bercocok tanam dengan menggunakan air sebagai media tanamnya. Cara paling mudah membuat hidroponik adalah dengan menggunakan sistem wick. Pada prinsipnya, hidroponik wick adalah sistem pasif yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. Dalam sistem ini, larutan nutrisi dialirkan ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan menggunakan sumbu yaitu jenis bahan yang mudah menyerap air.

Cara membuat hidroponik pun juga sederhana, bahkan kamu bisa memanfaatkan botol plastik bekas sebagai wadahnya. Beberapa media tanam yang cocok digunakan untuk sistem wick adalah rockwool, perlite, vermiculite, batu kerikil, dan sekam bakar. Hidroponik cocok untuk menanam sayur, buah, tanaman obat-obatan, ataupun tanaman hias.

Hidroponik

Seperti namanya, metode hidroponik adalah bercocok tanam dengan menggunakan air sebagai media tanamnya. Cara paling mudah membuat hidroponik adalah dengan menggunakan sistem wick. Pada prinsipnya, hidroponik wick adalah sistem pasif yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. Dalam sistem ini, larutan nutrisi dialirkan ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan menggunakan sumbu yaitu jenis bahan yang mudah menyerap air.

Cara membuat hidroponik pun juga sederhana, bahkan kamu bisa memanfaatkan botol plastik bekas sebagai wadahnya. Beberapa media tanam yang cocok digunakan untuk sistem wick adalah rockwool, perlite, vermiculite, batu kerikil, dan sekam bakar. Hidroponik cocok untuk menanam sayur, buah, tanaman obat-obatan, ataupun tanaman hias.


.